Minggu, 20 November 2016

Mengenal LeEco, Pembuat Smartphone, TV 4K, dan Mobil Otonomos

Pekan lalu, LeEco sudah memulai debutnya di Amerika Serikat. Melalui sebuah acara di Palace of Fine Arts, San Francisco, AS, perusahaan elektronik tersebut merilis berbagai produk.



Perangkat-perangkat yang dirilis antara lain smartphone Android Le Pro 3, Le S3, sepeda pintar Super Bike, Le VR, dan empat seri TV pintar beresolusi 4K.

Di ajang tersebut, perusahaan asal China ini juga memamerkan mobil listrik otomonos (tanpa sopir) LeSee Pro, yang bakal tayang di film Transformers terbaru, The Last Knight.

Pertanyaan besarnya, siapakah sebenarnya LeEco itu? Mengapa LeEco sampai berani berekspansi ke AS?

Nama LeEco merupakan singkatan dari dua kata, yakni Le dan Ecosystem. Le berasal dari bahasa Mandarin, yang berarti kebahagiaan atau keceriaan. Dapat dikatakan, LeEco merupakan "ekosistem yang membahagiakan".

LeEco berusia relatif muda. Perusahaan ini didirikan oleh Yueting Jia pada tahun 2004. Selain jadi pendiri, Jia juga menjabat sebagai CEO LeEco saat ini.



Deliusno/Kompas.com
uMax85, televisi 4K berbentang 85 inci bikinan LeEco

Di awal kiprahnya, LeEco belum menjadi perusahaan produsen smartphone. Perusahaan tersebut merupakan penyedia streaming film berlisensi. Konsep bisnisnya mirip dengan Netflix. Tidak jarang, LeTV (nama sebelum LeEco) disebut sebagai Netflix-nya China.

Pada tahun 2010, LeEco menggebrak dengan menjadi perusahaan streaming film pertama di China yang masuk lantai bursa (IPO).

Satu tahun kemudian, LeEco mendirikan LeVision Pictures, perusahaan yang ditunjuk untuk memproduksi film sendiri.

Pada 2013, LeEco mulai bermain di pasar hardware. Kala itu, LeEco memilih untuk mengembangkan dan menjual perangkat televisi 4K. Perangkat televisi ini juga dilengkapi aplikasi LeTV.

Dengan kata lain, produk televisi tersebut digunakan untuk terus mengembangkan ekosistem konten dari LeTV.


Deliusno/Kompas.com
LeEco memulai debut di AS menggunakan smartphone Le Pro 3

Di tahun 2015, LeEco kembali memulai peruntungan di pasar yang benar-benar baru bagi perusahaan. Di tengah riuh sesak vendor lain, LeEco akhirnya merilis smartphone pertamanya.

LeEco kemudian sadar, tidak bisa terus mengandalkan pasar China. LeEco harus mengembangkan pasar ke luar China untuk meningkatkan pangsa pasar.

"Amunisi" di AS

Pada tahun 2016, LeEco akhirnya memutuskan untuk masuk ke pasar global. LeEco sudah memulai kiprahnya di India.

Tidak hanya itu, LeEco memutuskan untuk bertarung di AS, pasar yang pastinya akan sulit untuk ditaklukan. Pasalnya, AS sudah penuh sesak dengan berbagai vendor elektronik raksasa, seperti Apple dan Samsung.

Perusahaan China besar lainnya pun, seperti Huawei dan Vivo, sudah bermain duluan di pasar tersebut.

Meski begitu, LeEco tidak gentar. Beberapa "amunisi" pun sudah disediakan. Pada bulan Mei lalu, LeEco menggemparkan pasar AS dengan membeli lahan kantor pusat Yahoo di San Jose, California, sebesar 19 hektar.

Di lahan tersebut, LeEco berencana untuk mempekerjakan sekitar 12.000 karyawan.

Tidak hanya itu, LeEco juga membeli Vizio, perusahaan pembuat televisi terbesar kedua di AS, dengan harga 2 miliar dollar AS.

LeEco juga mulai memberikan dana kepada perusahaan startup mobil listrik Faraday Future, yang dikatakan sebagai bakal calon kompetitor Tesla di AS. Keduanya kemudian melahirkan proyek mobil listrik tanpa sopir LeSee Pro.


Deliusno/Kompas.com
LeSee Pro

Meski belum dirilis, nama LeSee Pro tampaknya akan naik daun duluan. Pasalnya, mobil yang satu ini akan muncul di film Transformers seri kelima mendatang.

Dengan "amunisi" itu, LeEco memang seperti ingin pamer kesiapan. Namun, pertanyaan berikutnya, akankah perusahaan tersebut sukses? Mari kita tunggu saja.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda